Rabu, 29 Juli 2009

nazi

sabotase kekejaman nazi di paris


Awalnya Sean Devlin memiliki segalanya: mobil sport, wanita cantik, dan jumlah cerutu yang tak terbatas. Penyerbuan Nazi ke kota Paris membuat ia kehilangan semuanya, dan kini ia berperang melawan tentara Nazi. Bukan untuk kebebasan kota Paris melainkan karena dendam pribadinya. Demikian kisah latar The Saboteur, sebuah game besutan Pandemic yang berlatar Kota Paris, Prancis, pada masa pendudukan Nazi Jerman di Perang Dunia II. The Saboteur adalah game berjenis open-world, dengan kata lain pemain dapat menjelajahi seluruh tempat dalam kota virtual Paris. Pemandangan yang dijumpai dalam kota virtual itu pun tidak seperti pada umumnya, pemain tidak akan menjumpai penduduk kota yang sedang santai menghisap rokok ataupun berbelanja. Jika iseng berjalan santai, pemain bisa jadi akan disuguhkan oleh jerit tangis para warga yang dianiaya oleh tentara Nazi. Asyiknya, tentu saja pemain tidak hanya bisa tinggal diam melihat kejadian tersebut. Pemain dapat ikut campur menghalangi penindasan tersebut. Tentunya, dengan konsekuensi melawan para tentara. Meskipun misi Sean adalah pribadi, aksi yang dilakukannya terhadap Nazi akan membangkitkan harapn bagi warga Paris. Hal ini divisualisasikan dalam game dengan berubahnya warna sebuah area kota dari kelabu menjadi penuh warna. Game akan mengambil sudut pandang orang ketiga dengan dibumbui oleh stealh element. Agaknya, The Saboteur merupakan perkawinan antara game ala Grand Theft Auto dengan game ala Splintercell. Dalam demonya, Pandemic Studio menunjukan dua misi dalam The Saboteur. Salah satu misi tersebut menunjukkan bagaimana Sean melarikan diri dari sebuah pabrik tempat ia ditahan oleh tentara Nazi. Dalam upaya pelariannya Sean banyak melakukan hal-hal seperti memanjat, mengendap-endap, menikam tentara, adu tembak dan diakhiri dengan merampas mobil dari sebuah showroom. Elemen memanjat dalam The Saboteur, mengingatkan kembali pada game Assassin Creed. Di sini pemain dapat memanjat semua bangunan yang ada di kota, bisa dibayangkan berapa jumlah bangunan yang ada di Paris. Pandemic sudah menghabiskan hampir dua tahun dalam pengerjaan game ini, jika dibandingkan dengan LoTR Conquest ataupun Mercenaries bisa dikatakan inilah game besutan Pandemic yang paling menjanjikan. Rencananya game ini akan hadir pada akhir 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar